Haii sobat bloger... tentunya tidak asing lagi kan dengan film ini, "A Beautiful Mind". Awal pertama kali saya melihat film ini kurang menarik, tidak keren, ceritanya bikin bingung, tetapi karena penasaran yach akhirnya saya tonton film ini sampai selesai dch.
Ok, di bloger ini saya akan menceritakan sedikit tentang ulasan film ini. Film ini ada kisah nyata tentang John Nash yang ditulis dalam buku biografi karangan Sylvia Nasar. John Nash berotak jenius dibidang matematika. Dalam penelitiannya di Universitas Princeton ia menemukan sistem analitik yang sekarang disebut Nash Equilibrium. Untuk penemuannya ia dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1994.
Tetapi yang akan saya ulas disini bukanlah tentang urusan matematika, karena saya tidak begitu pintar tentang matematika. Yang menarik dari film ini adalah tentang goncangan jiwa yang dialami oleh John Nash sehingga ia menjadi pasien berat di rumah sakit jiwa.
Pada awal tahun 1940-an Nash melakukan studi spesialisasinya dan tinggal di kampus Princeton. Ia mempunyai teman sekamar. Selama bertahun-tahun orang itu menjadi teman berkelakar dan bertengkar sehari-hari. Ketika kemudian Nash sudah lulus dan bekerja, teman itu masih suka berkunjung. Bahkan ketika Nash menikah, temannya itu hadir.
Tetapi, nah inilah tetapinya yang begitu menarik. Semua orang di kampus tahu betul bahwa Nash tidak pernah mempunyai teman sekamar. Istri Nash pun yakin betul bahwa pada resepsi pernikahan tidak ada orang yang dimaksud oleh Nash. Gejala apa ini?
Ada yang lebih membingungkan. Karena Nash sangat cerdas. Ia direkrut oleh Angkatan Darat untuk penelitian senjata rahasia. Kemudian ia dibujuk spion Rusia untuk membocorkan rahasia. Nash menurut. Berulang kali pada malam hari ia membawa sampul besar berisi rahasia lalu memasukkannya ke kotak pos di depan gedung yang disepakati. Lalu terjadilah drama yang menegangkan. Nash dibayangi oleh agen-agen yang hendak menculik dan membunuh dia. Mobilnya dikejar. Nyaris ia kena tembak. Akibatnya tengah malam ia sering gemetar ketakutan dan bersembunyi dikolong ranjang. Tentu saja istrinya menjadi bingung.
Tetapi, dan ini tetapi yang lebih sulit. Angkatan Darat tidak pernah merekrut Nash. Kotak pos rahasia itu tidak pernah dibuka orang. Sampul-sampul yang diletakkan oleh Nash masih utuh disitu. Ketika dibuka, isinya ternyata guntingan teka-teki silang. Gejala apa ini?
Pada suatu hari Nash menyampaikan ceramah ilmiah di kampus. Di tengah ceramah itu ia melihat beberapa orang memasuki ruangan. Siapa meraka? Itulah orang-orang yang mau menculik dia. Langsung Nash meninggalkan mimbar. Ia lari keluar sambil berteriak-teriak minta tolong.
Lalu apa yang terjadi? Nash ditangkap. Langsung ia dilarikan ke rumah sakir jiwa.
Ternyata semua anggapan Nash tentang teman sekamar, proyek senjata rahasia, dokument dan ancaman pembunuhan itu hanyalah delusi. apa itu Delusi? Delusi adalah pemikiran keliru yang berakar sedemikian rupa sehingga hampir tidak dapat diubah lagi. Delusi terjadi dalam kondisi psikopatologis yang ditandai dengan berkembangnya keyakinan yang salah, namun keyakinan itu diyakini sebagai kebenaran absolut oleh orang yang bersangkutan.
Beberapa tahun kemudian Nash membaik. Ia boleh pulang. Ia bisa mengajar lagi. Tetapi kemudian kumat lagi. Kemudian pulih lagi dan kumat lagi. Penderitaannya sangat panjang.
Pada suatu hari ketika Nash sedang mampu berfikir jernih, ia bermawas diri dan kata demi kata ia berucap lirih, "Apparently, I had to put my mind on diet." Artinya: Tampaknya aku perlu berpantang dalam pikiran.
Ucapan Nash itu mengajak kita bermawas diri. Demi kesehatan tubuh kita pantang makanan-makanan tertentu. Kita menjaga kesehatan tubuh dengan bersikap selektif dan bijak dalam memilih asupan makanan. Apakah kita juga menjaga kesehatan pikiran dan jiwa kita dengan bersikap selektif dan bijak dalam memilih asupannya?
Rasul Paulus juga mengajak kita bersikap selektif terhadap asupan pikiran . Tulisannya, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (Filipi 4:8). Perhatikan daftar itu yang berisi delapan pokok yang baik untuk pikiran kita. Kedelapan pokok itu adalah: "yang benar", "yang mulia" (Yun. semna= patut dipertimbangkan), "yang adil", yang suci", "yang manis" (Yun. prosphile= menyenangkan), "yang sedap didengar" (Yun. euphema= baik untuk dicapkan/didengar), "yang disebut kebajikan" (Yun. arete= berguna untuk semua orang) dan "patut dipuji" (Yun. epainos= direkomendasikan).
Bukan hanya tubuh, melainkan juga pikiran perlu diatur asupannya yang sehat dan seimbang. Otak kita bukan hanya butuh asupan intelektual, melainkanjuga asupan spiritual. Perkembangan intelektual perlu dimbangi oleh kematangan spiritual.
Pikiran yang sehat menghasilkan pikiran yang indah. A Beautiful Mind, demikian judul film ini. Maksudnya, the mind is indeed beautiful. Ketika pikiran Nash sehat, pikirannya sungguh menakjubkan. Ia menghasilkan banyak hal yang berguna bagi kesejahteraan umum. Pikiran memang indah, asalkan pikiran itu sehat.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk pikiran kita...
Comments
Post a Comment