Saya Menemukan Jawabannya

OLEH DEL HUGHES

Akuntan Umum, 607 South Eulid Avenue Bay City, Michigan

Pada tahun 1943 saya masuk rumah sakit veteran di Albuquerque, New Mexsico, karena tiga tulang rusauk patah dan paru-paru sebelah kanan luka. Kecelakaan ini terjadi ketika saya sedang mengadakan latihan pendaratan pasukan amfibi dari korps Marinir di Kepulauan Hawaii. Saat itu saya sudah siap untuk meloncat dari perahu dan mendarat dipantai. Tiba-tiba datang gelombang besar. Perahu yang saya naiki terlempar keatas. Saya terlempar dari perahu dan diempaskan jatuh ke pasir. Saya jatuh keras sekali sehingga tulang rusuk saya patah, dan salah satu tulang yang patah tersebut menusuk paru-paru sebelah kanan.

Setelah tiga bulan terlentang di rumah sakit, saya sangat terkejut mendengar dokter mengatakan bahwa saya tidak ada kemajuan sama sekali. Setelah memusatkan pikiran sekuat tenaga, akhirnya saya simpulkan bahwa kesedihanlah yang menghalangi saya. Dulu saya biasa aktif. Selama tiga bulan terakhir ini, setiap hari selama dua puluh empat jam saya hanya berbaring tanpa gerak sama sekali. Kerja saya cuma berfikir. Semakin saya memikirkan keadaan saya, semakin besar kesedihan yang saya rasakan. Saya sedih dan khawatir jangan-jangan tidak bisa hidup normal kembali. Saya takut jangan-jangan saya tetap cacat seperti ini selama hidup. Saya sedih dan takut jangan-jangan saya tidak bisa kawin dan hidup berkeluarga seperti orang lain.

Saya minta kepada dokter supaya dipindahkan ke ruang lain, ke ruang yang diberi nama "Country Club". Sebab, dalam ruang tersebut para pasien diperbolehkan melakukan apa saja yang disukainya.

Dalam ruang "Country Club" ini saya tertarik bermain bridge. Selama enam minggu saya belajar bermain bridge, mempraktikannya dengan teman-teman yang lain, dan membaca buku mengenai permainan bridge karangan Culbertson. Setelah belajar selama enam minggu, hampir setiap sore saya bermain bridge sampai saya keluar dari rumah sakit. Di situ saya juga tertarik untuk melukis dengan cat minyak. Setiap sore saya belajar melukis dari pukul tiga sampai pukul lima di bawah bimbingan guru lukis. Beberapa diantara lukisan saya bagus sekali. Bila anda melihatnya pasti kagum dan terpesona! Selain itu saya juga belajar mengukir kayu. Banyak sekali buku mengenai seni pahat dan seni ukir yang habis saya baca. Ternyata saya merasa senang sekali. Saya terus berusaha untuk sibug sehingga tidak ada waktu untuk bersedih. Tidak ada waktu lagi untuk merisaukan kondisi badan saya. Saya bahkan masih sempat membaca buku-buku tentang psikolog yang saya dapat dari Palang Merah. Pada akhir tiga bulan berikutnya, seluruf staf dokter dan perawat datang dan menyalami saya, menyatakan ikut bergembira karena saya berhasil "membuat kemajuan yang mengagumkan". Ucapan tersebut merupakan kata-kata paling indah yang pernah saya dengar selama hidup saya. Saya ingin berteriak gembira.

Inti pokok yang ingin saya kemukakan di sini ialah: Bila saya cuma berbaring saja dan tidak melakukan sesuatu sama sekali, tapi malah bersedih dan merisaukan masa depan saya, kesehatan saya tidak bisa membaik sama sekali. Bahkan tulung rusuk saya yang patah pun tidak bisa pulih kembali. Saya meracuni tubuh saya dengan kesedihan dan kekhawatiran. Tetapi, begitu pikiran itu saya buang dan kemudian saya menyibukkan diri bermain bridge, melukis dan mengukir kayu, para dokter menyatakan bahwa saya membuat "kemajuan yang mengagumkan".

Sekarang saya sudah baik kembali. Saya sehat walafiat. Paru-paru saya baiknya dengan paru-paru Anda.

Coba ingat apa yang dikatakan George Bernard Shaw. "Kita jadi sedih karena di waktu senggang merisaukan apakah kita bahagia atau tidak. Itulah rahasianya." Oleh karena itu selalulah aktif dan sibuk.

Semoga Bermanfaat!!!